Hanya Sekedar

hujan baru redah sedari tadi, tanah yang basah menyeruakan baunya, entah kapan terakhir kalinya musim kemarau, rasa - rasanya tahun ini penuh dengan hujan. tak mengapa sebenarnya dengan hujan, aku suka hujan, hanya saja orang - orang nggak suka klo aku basah, apa lagi DIA, dengan beralasan sakit, melarangku untuk basah oleh hujan, tapi untung saja Dia masih menjadi siapa.


seperti yang sebelum sebelumnya, ruang ini tempat hening yang tersisa di akhir minggu, di bawah pohon dan puncak puncak tanah yang tinggi sudah riung dengan orang orang. dan sudah lupa telah apa saja yang aku lakukan seharian ini, sepertinya tidak ada, mengingatmu sekalipun, klo pun ada sepertinya tentang kepergian, kehilangan yang paling puncak dalam hidup, kematian.

rasanya orang orang paling enggan membicarakan kematian, mungkin karena mereka memang enggan akan kehilangan, secara mendadak, pada nyatanya kehilangan itu pasti, kematian itu pasti, dan apa karena telah pasti itu jadi tidak perlu di bicarakan lagi?
dan apa karena telah pasti itu, kita harus berlomba lomba menemukan? berlomba lomba mencipta pertemuan?

dan tenanglah, sepertinya itu bukan perpisahan, hanya sekedar siapa yang terlebih dahulu menunggu disana, yang semoga kita bisa jumpa lagi disana.
disana yang entah dimana, bersiaplah

...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

Embun awan #1

Satu persatu barang bawaan yang terbungkus rapi di masukan kedalam tas ransel yang telah dibelinya setahun yang lalu dan jarang dipergunaka...

Paling banyak di baca