Jangan lupa bahagia

Agak tergelitik mendengar jargon itu, "jangan lupa bahagia". Saya rasa bahagia bukan tentang lupa dan ingat seperti makan dan minum, yang terkadang kita harus makan saat lapar tapi kita lupa, bukan seperti harus minum saat haus yang sering kita lupa untuk minum.


Bahagia ya bahagia aja ndak perlu nunggu ingat, atau nunggu diingatkan untuk ndak lupa, apa lagi pake disuruh dulu. Bahagia ya seperti napas, ingat atau tidak kita selalu bernafas ndak perlu diingatkan untuk bernafas bukan?. Lalu jika kita bersedih atau menangis? bukankah pada saat tertentu kita juga harus menahan nafas, saat mencium bau kentut teman kita misalnya, atau bahkan kentut kita sendiri yang ndak pernah bisa saya tuliskan seperti apa baunya. kita semua sudah gede cukup tau seperti apa bau kentut.

Saat kita nyilem untuk melihat indah bawa air bukankah kita harus menahan nafas. ya seperti itulah saat ndak bahagia, menangis ada kalanya kita lakukan untuk bisa melihat indah kepedihan. tapi terlalu lama menahan nafas juga ndak baik buat kesehatan jiwa dan raga meski kita ndak bisa bunuh diri dengan cara menahan nafas, tapi ya kita bisa mati jika nafas kita ditahan terlalu lama oleh orang lain, ciuman misalnya. 
Dan begitu juga menangis atau bersedih.

bersedih lah jika memang sedih agar kita bisa ingat kembali nikmatnya bahagia,
menangislah jika memang harus menangis karena kelilipan itu memang pedih, saya tau itu.

jadi bahagia ya tinggal bahagia aja ndak perlu di ingatkan apa lagi sampai diajarkan, tapi jika ingin saya ajak bahagia DM aja di @celotehrenyah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

Embun awan #1

Satu persatu barang bawaan yang terbungkus rapi di masukan kedalam tas ransel yang telah dibelinya setahun yang lalu dan jarang dipergunaka...

Paling banyak di baca