Romansa Pagi Menuju Sekolah

Bukan cerita remaja pria 

bersama perempuan pujaannya

Dengan Seragam yang sama

diatas kendaraan roda dua pemberian orang tua


ini cerita Pria paruh baya

disela waktu pagi

Berdua menuju sekolah

mengejar mimpi


Menembus macet kota

klakson bersautan mengiringi

Perlahan menuju sekolah

mengantar sang putri


Menjadi nikmat sendiri

membagi waktu hari ini

beban sejenak hilang

Nanti kembali dikejar


Menuju Tua

Dulu kita begitu mudah bersama

Masalah dunia bukanlah kendala

Yang jadi kendala hanya rupiah

bukan penghalang kita berjumpa


Kini kau dimana

mereka kemana

menghadapi urusan sendiri

Banyak yang harus dipenuhi

waktu kita banyak tercuri


Kita bukan saling lupa

dunia kita yang berbeda

tak lagi kita hidup sendiri

Ego kita harus dikebiri


entah kapan lagi kita jumpa

hanya waktu yang menjawabnya

Kelak kau tak akan datang sendiri

kelak kita jumpa membawa anak istri


Kita bukan saling lupa

dunia kita yang berbeda

tak lagi kita hidup sendiri

Ego kita harus dikebiri

Dimana Manusia

Dimana sarjana-sarjana hukum?

kok hukum masih saja tumpul

Dimana sarjana-sarjana kehutanan?

kok hutan semakin gundul

dimana sarjana-sarjana pertanian?

kok petani makin kehilangan lahan

singkong impor dari luar

dimana sarjana-sarjana kedokteran?

rumah sakit makin bertebaran

tapi berobat semakin mahal

dimana sarjana-sarjana ekonomi

kok rupiah melemah lagi

harga-harga makin tinggi


dimana sarjana-sarjana tambang

dimana sarjana-sarjana lingkungan

dimana sarjana-sarjana pembangunan?


dimana manusia-manusia?

yang semakin bertambah

tapi kemanusiaan entah kemana


dimana kita?

Rundung


Kalimat minor masuk ditelinga

terbaca Kata-kata mencela

Sentuhan keras tangan di kepala

semua menghujam, mengiris dada

perih mencekam


Tali menggantung dari langit-langit rumah

dibawahnya tergeletak kursi tua

Sisi mata pisau membelai mesra

segar mengalir merah

atau obat serangga pelepas dahaga

buih-buih menyapu muka


selalu menghias disudut kepala

seperti film yang diputar berulang

dan terus merapal ditelinga

yang terus mengiang


menganggap ada tapi tak menginginkan

kenapa tak sekalian ditiadakan?

kenapa tak sekalian dilenyapkan?

sekalipun benar,

tidak ada lagi yang mengharapkan

setidaknya selama jantung masih bergetar

masih ada Tuhan yang menginginkan


aku harus terus ada

aku akan tetap ada

aku akan tetap hidup

hingga sang pemilik berkehendak


Nulis Gunung

"Kita mencintai alam karena kenikmatan mendaki dan keindahan lanskapnya, tapi nyatanya kita belum benar-benar mengenal gunung itu sendiri kecuali dimana dan kapan kita bisa "menaklukan" puncaknya dan juga foto yang bagus untuk posting di media sosial."

Banyak hal yang tidak dan belum saya ketahui soal gunung dan hutan. Selama ini yang saya tau, gunung dan hutan itu hanya perkara dingin, keindahan dan hijau yang rindang. Nyatanya tidak sesederhana itu, beberapa jenis bentuk gunung, seperti apa yang bisa disebut gunung, perbedaan gunung dan bukit dan masih banyak lainnya.

Waktu matahari terbit menjadi momen favorit pendaki untuk mengambil foto

Menyelamatkan Bumi?? (bagian 1)

Apakah kepedulian terhadap alam dan lingkungan untuk menyelamatkan bumi? rasa-rasanya tidak. rasa-rasanya bumi tidak perlu diselamatkan, meski mungkin bagi kita bumi sedang tidak baik-baik saja tapi bumi punya caranya sendiri untuk menyembuhkan dirinya dengan berbagai kejadian-kejadian alami. Yang mungkin menurut kita bumi sedang rusak tapi bumi punya caranya sendiri untuk memperbaiki diri dengan kejadian-kejadian alami, seperti hujan, gempa, longsor, banjir, erupsi dan lain-lainnya. bahkan kebakaran hutan yang alami tidak lain adalah proses alami bumi itu sendiri untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi di bumi. hanya saja kejadian-kejadian alami tersebut sering dianggap oleh manusia sebagai bencana. jadi seharusnya bagi alam tidak ada bencana, yang ada bencana bagi manusia meski terjadi secara alami sekalipun.

Tidak membuang sampah sembarangan atau zerowaste sekalipun, apa memang untuk kebaikan bumi? sebanyak apapun sampah, alam punya caranya sendiri untuk mengolah sampah manusia, bumi punya caranya sendiri untuk membersihkan sungai-sungai dan laut dari sampah manusia atau bumi akan mampu berevolusi dan beradaptasi dengan kondisi sampah manusia yang sudah menumpuk di bumi. begitu pun dengan limbah-limbah yang sudah mencemari air sungai dan laut serta mencemari daratan, saya rasa bumi cukup mampu memperbaikinya, dengan gempa, banjir bandang dan letusan gunung saya rasa cukup mampu menghilangkan semua sampah dari permukaan bumi atau menenggelamkan sampah dan limbah kedalam dasar perut bumi, yang lalu bumi menumbuhkan kembali tumbuhan dan pepohonan, saya rasa bumi akan tetap baik-baik saja.

Entah sudah berapa banyak satwa dan tumbuhan yang musnah akibat ulah manusia, mulai dari perburuan sampai pembabatan hutan, dan jauh sebelum itu bumi sudah pernah mengalami kemusnahan massal, dan nyatanya bumi masih baik-baik saja dan terus berevolusi dan beradaptasi. kehilangan beberapa satwa dan flora yang dapat mengganggu ekosistem tidak akan menyakiti bumi, tidak cukup merusak bumi, bumi akan mampu berevolusi terhadap kondisi perubahan akibat ulah manusia.


Lalu untuk apa sebenarnya aktivitas kepedulian terhadap lingkungan?



Aktivitas kepedulian lingkungan tidak lebih hanyalah ego manusia itu sendiri, ego untuk menyelamatkan diri sendiri dari kesengsaraan akibat dari kerusakan alam dan bumi, ego agar tersedia air bersih yang cukup, ego tersedia udara dan oksigen yang sehat, ego hidup dilingkungan yang sehat.


*tulisan ini sebenarnya belum selesai, tapi sudah lupa lagi kelanjutannya..

Belajar sejarah konservasi yang terkonversi

Mungkin sudah banyak yang tau tentang reklamasi Teluk Benoa dibali yang ditentang oleh masyarakat bali dengan salah satu publik figure yang turut menolaknya adalah Superman is Dead. jika merunut jauh kebelakang, sebelum tahun 1970, Teluk Benoa berstatus Cagar Alam dengan aturan yang sangat ketat, lalu pada tahun 1970 status diturunkan secara drastis menjadi Taman Hutan Raya, meski masih bersetatus kawasan konservasi, tetapi Taman Hutan Raya mempunyai aturan yang jauh lebih lunak dibanding Cagar Alam.

Baca Juga

Embun awan #1

Satu persatu barang bawaan yang terbungkus rapi di masukan kedalam tas ransel yang telah dibelinya setahun yang lalu dan jarang dipergunaka...

Paling banyak di baca