Menolak NYIA Kulon Progo

Permasalahan penggusuran yang berlatar belakang pembangunan oleh pemerintah akan selalu rumit, karena melibatkan banyak aspek dan kepentingan. Terlebih pemerintah tentu saja akan mengatasnamakan kepentingan masyarakat umum bahkan kepentingan nasional sebagai alasan untuk meneruskan pembangunannya meski harus mengorbankan sebagian anggota masyarakatnya.

Seperti pembangunan Bandara Udara Baru di Yogyakarta yang jika ditilik dari kebutuhannya tak perlu lagi di bahas, alasan kebutuhan ekonomi wisata sangat kuat bagi keuntungan pariwisata jogja, tapi harus perlu kita telaah dan kaji manfaat dan keuntungan terbesar berdampak pada siapa? kelas menengah kebawah? petani?

Dari sistem pariwisata sendiri masyarakat kelas bawah memang terdampak namun tetap saja dampaknya hanya pergantian profesi, pendapatan dan kesejahteraan mereka tetap sama. keuntungan terbesar tentu saja didapat oleh para pemodal besar itu dari semua sektor pariwisata baik dari transport sampai jual beli. karena memang belum berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Pun begitu juga dengan pembangunan bandara international, masyarakat kelas bawah terdampak apa? menjadi pegawai? hanya berapa orang yang terserap? pun itu hanya gaji berapa? pengguna bandara juga siapa yang mampu naik pesawat?.

Masyarakat kelas bawah hanya akan menjadi penonton dan tersedot pendapat mereka oleh pemilik modal-modal besar. mau buka toko di bandara butuh modal berapa? pajak yang begitu tinggi. dan pada ujung-ujungnya masyarakat menengah bawah hanya sebagai pegawai.

Secara pribadi saya mendukung ekonomi pariwisata Indonesia, tapi sistem saat ini yang belum berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia rasa-rasanya yang perlu dibangun terlebih dahulu adalah mental berkeadilan sosial. penyakit utama dari tidak terlaksananya berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah masih mementingkan keuntungan pribadi dan golongan bukan berasaz kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

jika asaz-asaz Pancasila benar-benar dilaksanakan dan di jalankan, setidaknya pendidikan dan kesehatan tidak akan mahal bahkan gratis tanpa harus ada kartu sehat maupun kartu pintar. lalu kenapa itu tidak bisa terlaksana? karena ketimpangan penghasilan ditambah dengan praktik korupsi.

terlepas dari itu ada sisi nilai positif yang bisa di kaji dari pembangunan bandara baru jogja, salah satunya dari konteks ilmu pengetahuan teknik sipil. pembangunan bandara yang berada di daerah rawan gempa dan tsunami tentu memiliki kajian keilmuan yang sangat tinggi, bagaimana para insinyur Indonesia mendisain bangunan bandara yang aman di daerah rawan bencana tersebut.

dan di sisi lain, Negara agraria ini makin terkisis lahan nya, di sisi lain pembangunan Bendungan yang di gadang-gadang di peruntukan pertanian untuk mencapai kembali swasembada pangan namun lahan pertanian makin tergusur dengan bangunan beton. lalu tampungan bendungan untuk apa? hanya wisata saja?

Pada kajian yang baik berdasar pada lingkungan dan berkeadilan sosial, ekonomi wisata dapat di bangun dengan tetap menjaga kesejahteraan petani tanpa menggusur lahannya. tapi sayangnya keserakahan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan golongan dengan cepat lebih mengiyurkan buat penguasa.

dampak lanjutan penggusuran lahan pertanian untuk pembangunan tentu akan berdampak pada pembukaan area hutan untuk di buka menjadi lahan pertanian. dan akan semakin habis hutan di Jawa pun begitu dengan dampak pembangunan di pulau lain.

yang menjadi miris, banyak pula pembangunan di Indonesia tidak benar - benar di peruntukan untuk pembangunan, banyak pembangunan yang hanya bersifat politis yang pada akhirnya tidak bermanfaat dan mubazir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

Embun awan #1

Satu persatu barang bawaan yang terbungkus rapi di masukan kedalam tas ransel yang telah dibelinya setahun yang lalu dan jarang dipergunaka...

Paling banyak di baca