Apa sih syarat suatu kondisi alam disebut gunung?
Mdpl? Ketinggian? Volume?
Jika yang dimaksud "gunung" sebagai terminologi bahasa Sunda, maka konsepsi budaya Sunda-lah yang mampu menjawab dan mendefinisikannya.
"Gunung" merupakan terminologi Sunda yang berarti unggulan, dalam bahasa Indonesia secara sederhana bisa berarti "tonjolan", atau dalam bahasa populer berarti "promina", dalam bahasa Inggris secara pragmatis sering digunakan istilah "prominance" untuk mewakili nya.
Dalam bahasa Sunda dikenal peribahasa "manusia unggul" yang berarti "manusia unggul, spesial, terbaik, dst" yang menunjukan predikat menonjol. Secara tekstual definisi "gunung" bisa berarti sebuah kondisi alam yang memiliki tonjolan (unggulan), kontekstualnya bisa berarti tempat yang khusus, spesial.
Ilustrasi: oleh @celotehrenyah untuk buku Manusia & Gunung (pepep.dw). |
Sampai di sini, sangat sederhana sekali manusia Sunda menggunakan terminologi "gunung" dalam hubungannya dengan alam, yakni untuk menunjukan sebuah permukaan bumi yang menonjol. Baik karena sebuah tumpukan, maupun kemunculan muka bumi.
Dalam beberapa naskah kuna, dikenal pula istilah "bukit", namun dapat dipastikan penggunaan tersebut tetap merujuk pada "gunung". Seperti penyebutan nama "bukit gede" dalam menyebut Gunung Gede Pangrango". Tidak digunakan untuk menunjukkan gunung kecil atau bagian gunung tertentu. Istilah bukit relatif terasing secara diakronis dalam bahasa Sunda, bahkan secara pragmatis dalam penggunaan keseharian di tengah masyarakat. "bukit" justru identik digunakan dalam bahasa Melayu dan secara pragmatis lebih banyak digunakan dalam lokus Kalimantan untuk menunjukkan nama-nama gunung.
Lantas, apa syarat/klasifikasi/kategori suatu kondisi alam dalam masyarakat Sunda dapat disebut "gunung"?. Pada titik ini, berdasarkan pengamatan dilapangan, studi literatur, dan pengalaman personal sebagai manusia Majalaya, konsep gunung dibagi kedalam 2 dua konsepsi, pertama morfologis, dan yang kedua anatomis.
Morfologi atau bentuk muka bumi adalah syarat paling sederhana sehingga suatu kondisi alam dapat disebut gunung. Sedangkan anatomi gunung di dalamnya terdapat sekitar 15 bagian tubuh yang dapat ditemukan, di mana "puncak" merupakan salah satu syarat utama suatu bentuk muka bumi dapat disebut gunung.
Apa yang dideskripsikan di atas merupakan temuan sederhana dari bagaimana masyarakat Sunda versi Bandung memperlakulan alam-nya, termasuk konsep morfologi dan 15 anatomi gunung yang memiliki "hukumnya" sendiri. Di luar sana terdapat pengetahuan otentik yang lebih mendalam yang dimiliki masyarakat Sunda terkait "gunung", Patanjala.
Kok ribet, dan pusing banget sih? Padahal hanya tentang gunung doang.
Sebetulnya ga ribet dan ga pusing, masalahnya kita manusia saat ini sudah meninggalkan pengetahuan yang sangat cerdas yang dimiliki leluhur/orang tua kita.
----
oleh: pepep.dw
Suatu saat Malang harus melakukan hal yang sama, seharusnya semua daerah di indonesia dan kenapa saya sebut Malang? selain saya sendiri berasal dari Malang, Malang sendiri menurut saya seperti miniatur dari Bandung dari berbagai aspek, terlebih soal geografis dan Gunungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar